Inovatif dan Kreatifitas di Lantai 8
Siang itu hujan turun deras seperti sedang memukul bumi. Ada
seorang mahasiswi yang sedang termenung sambil melihat hujan dari jendela
disampingnya yang bernama Reyna Agustyn atau biasa dipanggil Rey. Dia dari jurusan penerbitan yang
tempatnya berada di lantai 8 atau bisa dikatakan lantai paling atas. Dengan
memikirkan tugas yang semakin hari makin menumpuk, rey melihat sekeliling
suasana kelasnya. Melihat raut wajah temannya yang mulai lelah dengan semua
tugas, dia merasa kasihan. ‘sampai kapan
tugas kampus akan reda seperti hujan?’
“gila ni tugas gua kapan kelar, perasaan kagak
selesai-selesai” , “capek gua lama-lama”, “cobaan apa ini ya Tuhan”, “inspirasi
gua udah buntu”. Begitulah teman sekelas yang sedang mengeluh, rasanya ingin
membalas keluhan mereka ‘namanya juga
kuliah, guru disekolah juga sering ngomong kalo di perkuliahan tuh pasti
tugasnya lebih berat daripada waktu sekolah’. tapi apa daya, rey hanya bisa
mengamati teman-temannya.
Sebenernya sudah dari
setahun yang lalu rey ingin membuat sesuatu di lantai 8 untuk
menghilangkan penat dari tugas yang menumpuk tapi pada saat itu rey belum
menemukan solusinya. Tetapi hari ini tiba-tiba mendapatkan inspirasi setelah
3hari yang lalu pada waktu weekend
pergi ke kolam berenang waterboom.
Rey melihat perosotan yang paling tinggi, dan melihat beberapa orang menaikinya
dengan perasaan gembira. Disitu rey menemukan solusi dari semua rencana yang
dia buat setahun yang lalu.
Rey ingin inovasi dia memberikan dampak positif untuk semua
mahasiswa dikampusnya. Dengan adanya perosotan yang berputar-putar, semua
mahasiswa bisa menghilangkan penatnya tugas kampus yang kian menumpuk. Tidak
adanya lagi keluhan yang dikeluarkan temannya dikelas dengan berteriak. Mungkin
setelah menaiki perosotan tersebut, orang itu bisa mendapatkan inspirasi. Mungkin.
Ada banyak rencana yang harus disusun. Ga mungkin rey
membuat sendiri perosotan tersebut dari lantai 8 sampai ke hall. Mustahil.
Jadi, rey harus mengajukan proposal kepada pihak kampus dan mengobservasi bahan
apa saja yang diperlukan untuk membuat perosotan tersebut. Aman atau tidak, rey
harus melakukan pengamatan. Gagasannyapun tidak gampang untuk diwujudkan begitu
saja. Ada banyak permasalahan dan titik lemah dari gagasannya itu. Seperti gagasannya
diluar nalar manusia, atau gagasannya terlalu dianggap sebagai candaam semata.
Rey tidak mau menyerah begitu saja. Setelah mendapat gagasan
itu, dia langsung memberitahu teman-teman sekelasnya. Ada yang dengan senang
hati menerimanya bahkan akan membantunya da nada juga yang meremehkan
gagasannya. “apaan sih maksud banget dah lu”, “gak jelas dah ya”. Ya seperti
itulah. Kalimat mencela. Rey menerima semua perkataan itu dengan sabar, karena
tidak semua teman-temannya mendukung gagasannya.
Langkah pertama yang harus dilakukannya adalah meminta ijin
kepada pihak kampus dengan berbicara langsung dengan direktur kampus. Apakah
diijinkan atau tidak. Jika diijinkan, yang dilakukan selanjutnya itu dengan
membuat proposal untuk diserahkan kepada pihak kampus. Dengan melakukan
observasi untuk rincian bahan baku dan keuangan. Memikirkan tujuan yang jelas
kenapa harus dibuatnya perosotan itu. Rey dibantu 5 teman sekelas yang
mendukungnya. Ada Robby, zayes, dina, Thilar dan rume.
Tetapi sebelum mereka melakukan kelangkah selanjutnya.
Dengan meminta ijin kepada pihak kampus, ada masalah mulai terjadi. Seperti
perencanaan kurang matang, tidak
adanya dana dan pembuatannya memakan
waktu yang sangat lama karena harus dibuat persiapan dengan terencana. Pihak
kampus merencanakan dengan memberi saran
“kenapa bangunnya
harus dari lantai 8 sampai ke hall? Saya memberi saran jika perosotan itu
dibuat dari lantai 8 tetapi tidak sampai di hall. Di dalamnya karena itu bisa
menggangu orang sekitar yang sedang mengobrol ata berkumpul. Jadi perosotannya
itu berada di luar hall. Dengan pendaratannya ditempat yang tidak sering
dilalui oleh manusia. Seperti kearah lapangan kosong atau tempat tanaman.”
Perkataannya ada benarnya juga, bisa memberikan alternative
kepada rey dan kawan-kawan. Jadi rey mulai merubah konsep perosotannya bahwa
letak perosotannya itu tidak berada didalam hall tetapi berada disamping luar
hall. Kekurangan yang sangat penting yaitu masalah keuangan dengan ingin
membangun tempat seperti itu memakan biaya yang sangat besar. daripada itu, rey
dan kawan-kawan harus mulai mencari sponsor atau sumbangan dana dari pihak luar
dengan dibantu oleh kampus. Dia memiliki beberapa cara yaitu bisa dengan
berjualan dimanapun atau membuka pasar murah. Melakukan lelang atau meminta
dana kenapa orangtua yang mampu.
Membuat orang lain bahagia itu butuh perjuangan. Rey tidak
semudah itu untuk mencari dana dan tidak bisa bisa secepat itu dalam waktu
sehari saja bisa mendapatkan dana yang ditargetkan. Tidak akan. Pengumpulan
dana itu harus dilakukan berbulan-bulan atau bisa sampai beberapa tahun lagi.
Rey tidak mudah menyerah.
Komentar
Posting Komentar