Lebih baik mana kendaraan konvesional vs kendaraan online?

Zaman sekarang ini, teknologi sudah semakin canggih. Manusia berlomba-lomba untuk menciptakan teknologi yang dapat membantu segala aktivitas manusia. Salah satunya dengan terciptanya kendaraan online. Dimulai dengan kendaraan bermotor sampai taksi pun. Apalagi kendaraan online ini tidak hanya bertugas sebagai antar-jemput sekaligus memesan makanan. Wah, sekarang manusia bisa tambah bermalasan dirumah.

Kelebihan dari kendaraan online ini sebenarnya banyak, kalah sama kendaraan konvesional. Harga lebih murahlah yang merupakan faktor utama kenapa kebanyakan orang sekarang lebih pindah menggunakan jasa kendaraan online ini selain juga keamanan lebih terjamin. Tapi terkadang supir atau biasanya kita sebut abang-abangnya itu suka bermain curang loh. Seperti memanipulasi orderan, seperti pengalaman saya yang pernah menggunakan jasa online ini dengan mobil pribadi. Ada supirnya pernah berkata, "ada beberapa yang main curang mbak, kayak lebih nyari yang lokasi terdekat. Kalau jauh suka dicancel gitu. Biar cepet aja intinya, bla blaaa" pada saat itu saya tidak terlalu mendengarkan karena udah saking capeknya berdiri dari stasiun Tangerang sampai stasiun Universitas Pancasila. Beh, kererta tahun 2017 mencapai kenaikan 108% dibanding 2016, bisa di bayangin gimana penuhnya. Dari 2juta lebih penggunakan kereta, tidak ada habisnya. Back to topic. 

Nah, Kalau pakai kendaraan online juga aman dan nyaman banget sih. Siapa sih yang gak mau murah, aman dan nyaman? udah paket komplit banget. Tapi ada dari cerita teman saya, ada beberapa supir mobil pribadi online yang jutek. Masa 6 orang dibilang rugi, WHAT?! padahal tuh mobil emang kapasitasnya 6 orang cukup banget. Udah minta tambah harga dan ngomong "ban saya nanti bocor nih, nanti uangnya lebihin" untung orangtua, istighfar.

Dan untuk kendaraan konvesional seperti angkotan umum atau kita panggil mawar, eh itu buat pelaku boraks bakso. Disingkat jadi angkot, seperti biasa kita panggil. Banyak banget jurusannya dan berbagai macam harga. Sebagai pengguna jasa angkot ini dari SD sampai SMK lulus sampai kuliah pun kadang pakai angkot.

Ada ingatan saya tentang angkot waktu SMP. Angkot didaerah sekolah saya selalu lewat 10-15 menit sekali, mirip kereta Krl. Pasti ramai banget, sampai yang anak cowok gelantungan dipintu. Nyari mati tapi seru wkwk. Nah, ada satu angkot yang paling ingin tidak dinaiki. Abangnya muka preman dengan ditangan kanan-kirinya terdapat tato yang udah ngedukung kayak preman banget. Muka kayak preman mah it's okay kalau mislnya baik hati dan tidak banyak tuntutan. Lah inimah, udah kasih 2 ribu malah minta namba katanya kurang buat bensin, biasnaya juga segitu. Pokoknya galak abis, gak cuma guru doang yang bisa killer dan dibenci siswa. Supir angkot juga bisa.

Kalau yang naik angkot itu cuma beberapa orang, enak banget kayak naik mobil jemputan. Adem nyegerin kalau kacanya dibuka lebar. Tapi biasanya kalau angkot gak sampai full 4-6. Bakalan ngetem sampai waktu yang tidak ditentukan. Udah sepi penumpang, pagi macet, mau berangkat sekolah dan tinggal 15 menit lagi. TAMAT.

Kalau untuk ojek. Jujur saya tidak tahu menahu ojek kepanjangan dariapa. Jadi, kita sebut saja itu ojek. Jarang banget kalau tidak terpaksa baru naik ojek. Emang dikarenakan harganya yang mahal banget sampai kalau jalan suka ngebut kayak di sirkuit balap. Rumah saya dari tempat turunnya angkot cuma 7 ribu kalau naik ojek online tapi kalau ojek biasa bisa 2x lipat. Padahal sama-sama bawa motor.

Sejujurnya saya paling suka naik angkot kalau terjamin aman dan nyaman banget. Soalnya saya sering dengar cerita teman yang suka kemalingan handphone saat naik angkot.

Banyak banget ya diberita suka ribut gitu sesama pencari nafkah. Sebenarnya seperti "agamaku agamaku dan agamamu agamamu". Rezeki udah diatur kok sama Allah SWT sedari kita masih dikandungan. Gak suka saling sirik, sekerang udah zamannya pakai otak bukan otot lagi. Kalau misalnya rezekinya gak mau diambil ama orang yang lebih kreatif dan unik, jadilah orang kreatif. Rata-rata masyarakat Indonesia suka banget hal yang berbau unik, bisa dijadiin viral di sosmed. 

Menurut kalian lebih nyaman menggunakan jasa yang mana?
Konvesional atau Online? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerbit Erlangga

Resensi Buku